Mungkin banyak yang belum tau tentang CEPU....kota kelahiranku. Nah saya copykan ini dari wikipedia mengenai pra sejarah dan kehidupan di Cepu, monggo di waos rumiyin, mboten suwe kok sederek sekalian....
Cepu adalah sebuah
kecamatan di
Kabupaten Blora,
Provinsi Jawa Tengah,
Indonesia. Kecamatan ini terletak di perbatasan dengan provinsi
Jawa Timur, dan dilewati jalan yang menghubungkan
Surabaya -
Purwodadi -
Semarang.
Nama Cepu sebagai sebuah daerah sudah terdengar sejak zaman
Panembahan Senopati (Raja Mataram I), tepatnya saat terjadinya perubutan puteri Madiun yang bernama Retno Dumilah.
Ada juga kisah penamaan Cepu diambil dalam kisah Aria Penangsang, yaitu pada saat pertempuran antara Jipang Panolan dan Pajang di pinggiran bengawan Solo, alkisah ada seorang prajurit Panolan (ada kisah bukan prajurit biasa melainkan sang Arian Pengangsang sendiri) yang tertancap tombak di pahanya, dalam bahasa Jawa Tancap = nancep, paha = pupu,berasal dari dua kata tersebutlah kata Cepu.
Pada zaman penjajahan, Cepu merupakan salah satu
kota penting, karena kandungan minyak dan hutan jatinya. Di Cepu dapat dijumpai beberapa bangunan peninggalan Belanda yang masih awet hingga masa kini. Salah satu bangunan yang unik adalah, loji klunthung. Peninggalan lain yaitu Gedung Pertemuan SOS Sasono Suko dan Kuburan Belanda (Kuburan Londo) yang terletak di desa Wonorejo Kelurahan Cepu.
Untuk mendukung transportasi masa itu, dibangun pula jalur kereta api yang menghubungkan Jawa Timur - Jawa tengah via Cepu. Di Ngloram, juga bisa ditemui bekas landasan pesawat terbang peninggalan Belanda.
Daerah ini telah lama dikenal memiliki persediaan
minyak bumi. Pada tahun
2005, Cepu mendapat perhatian nasional karena penemuan adanya deposit minyak yang melimpah di
Blok Cepu.
Kekayaan alam lainnya adalah kerajinan rakyat dari
kayu jati dan wisata hutan jati dengan
kereta api kuno.
Di era Pergerakan Nasional, Cepu menjadi tempat pelarian eks. PKI madiun yang kemudian berhasil ditumpas oleh Divisi Ronggolawe yang dipimpin oleh GPH Dipokusumo. Nama Ronggolawe dan Dipokusumo saat ini menjadi ikon
kota Cepu. Nama Ronggolawe dipakai sebagai nama: - Lapangan terbesar di Cepu: Lapangan Ronggtolawe - Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe (STTR) - Monumen Ronggolawe yang berupa patung kuda. Sedangkan GPH Dipokusumo diabadikan sebagai monumen yang letaknya di dekat gedung SOS Sasono Suko dekat Kantor Pos.
Kebudayaan dan makanan khas
Cepu memiliki seni tradisi
tari Tayub. Masyarakatnya terbagi atas kelas
pengusaha,
buruh/
karyawan,
pedagang,
pengrajin,
pensiunan,
petani,
seniman dan
pelajar. Makanan khas cepu salah satunya adalah ledre pisang raja, nasi pecel, dll.
Dialek
Dialek masyarakat Cepu yang terkenal adalah sebagai berikut: - em = mu (bahasa Indonesia). Contoh: Bukuem = Bukumu, dll - leh = toh (bahasa Indonesia). Contoh: Piye leh iki? = Gimana toh ini?
Pola hidup masyarakat Cepu cenderung konsumtif.
Cepu memiliki jenis sayuran yang sangat beragam, dan tidak dimiliki oleh daerah lain. Misalnya sejenis tumbuhan
temu kunci yang lalu dijadikan masakan sayur. Tumbuhan ini terdapat di hutan-hutan jati, buah sejenis mentimun yang disebut
krai oleh masyarakat setempat, daun
kedondong sebagai bahan sayur, dan kepompong ulat pohon jati yang dimasak dengan cabe sebagai makanan favorit, selain
nasi pecel.
Kota yang terletak diantara perbatasan
Jawa Tengah dan
Jawa Timur ini juga dialiri oleh
Bengawan Solo, sungai terpanjang di Pulau Jawa. Di Cepu dikenal musim
pladu' 'yaitu masa dimana ikan-ikan mabuk dan mengapung dan menepi ke pinggir sungai karena air keruh akibat hujan. Ikan-ikan yang sering dijadikan tangkapan adalah ikan bethik dan ikan wader. Dahulu masa ini dijadikan andalan menutupi kebutuhan gizi keluarga sekaligus sumber rezeki, namun sekarang musim ini jarang terjadi. Hal ini dikarenakan adanya perubahan ekosistem di hulu maupun di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo.
Beberapa instansi yang keberadaannya mendominasi Kota Cepu yaitu PT Pertamina EP, Pusdiklat Migas Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM), Sekolah Tingi Energi dan Mineral DESDM dan Perum Perhutani. Perekonomiannya ditopang oleh masyarakat yang berprofesi sebagai PNS. Para pendatang juga berperan besar pada laju perekonomian
kota Cepu. Cepu bisa dikatakan sebagai miniaturnya
Indonesia. Banyak pendatang dari berbagai daerah seluruh
Indonesia yang datang untuk bekerja sebagai PNS, ikut diklat di Pusdiklat Migas dan STEM Akamigas, atau sebagai pedagang. Pertaniannya merupakan sawah tadah hujan, hanya sebagian kecil yang berada di tepi Bengawan Solo memakai irigasi. Kayu jati semakin susah ditemukan di Cepu akibat penebangan hutan pada masa awal reformasi. Tata kotanya kurang bagus, namun saat ini sudah mulai dibenahi seiring dengan adanya Blok Cepu. .
Dibandingkan dengan ibu
kota kabupatennya, Blora,justru Cepu lebih maju dan lebih ramai. Di pusat kota Cepu terdapat taman yang masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama TAMAN SERIBU LAMPU (ONE THOUSAND LAMPS PARK), ini karena taman tersebut terdapat dipasang lampu untuk penerangan taman.Pada malam hari taman ini selalu ramai dikunjungi masyarakat.Ruang Publik ini merupakan sarana hiburan tersendiri bagi warga Cepu, karena di taman ini banyak dijumpai pedangan makanan, pakaian, mainan anak atau sekedar mencuci mata.
Dengan dinamisnya
kota Cepu, walau statusnya sebagai
kota Kecamatan, memungkinkan bila
kota Cepu dirintis menjadi
kota PERDAGANGAN atau bahkan naik strata sebagai daerah yang secara administratif mempunyai otonomi sendiri karena faktor SDM dan letak Geografis kotanya.
Kota kopi klothok ini letaknya strategis karena sebagai persimpangan ke kota-kota lain di sekitarnya yaitu Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Blora, Rembang, dan sebagainya. Dan ini sangat kungkin karena dimasa mendatang akan dibukanya perusahaan minyak bumi EXXON MOBIL. Untuk itu, mengharapkan kehadiran para investor untuk menggarap
kota Cepu.